EKONOMI KREATIF SEBAGAI MODAL DAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA

July 12, 2016

Berita-1
cara-daftar-merek.blogspot.co.id - Bertempat di Covention Hall Universitas Muhammadyah Cirebon diselenggarakan acara “Silahturahmi Nasional Bada Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadyah Se-Indonesia” yang salah satu rangkaian dari acara tersebut adalah penyelenggaraan seminar yang bertemakan Ekonomi Kreatif Kekayaan Intelektual Bagi Jati Diri Bangsa. Pada kesempatan itu yang menjadi narasumbernya antara lain adalah Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Ahmad M. Ramli, Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual, Ari Juliano Gema dan mantan Direktur TVRI, H. Subrata M. H., pada intinya membahas pentingnya peningkatan ekonomi kreatif yang dapat menunjang perekonomian bangsa yang dapat menjadi salah satu jati diri bangsa. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Muhammadyah Cirebon, Khaerul Wahidin menyatakan bahwa bangsa ini sudah harus memahami penting dan manfaat dari Kekayaan Intelektual yang merupakan tuntutan global. Acara tersebut dibuka oleh Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadyah, Muh. Sayuti.
Dalam paparannya, Ahmad M. Ramli mengungkapkan bahwa Indonesia sangat perlu manusia-manusia kreatif yang dapat membuat suatu kreatfitas dari hal yang simple dan sebaiknya didukung dengan teknologi dengan mengambil contoh yaitu facebook yang sudah mendunia dimana awalnya hanya merupakan media chatting di satu kampus saja, namun karena adanya suatu kreatifitas maka menjadi sebesar seperti yang diketahui saat ini. Selain itu, “Indonesia sebenarnya mempunyai 2 (dua) bonus yang merupakan modal, yaitu bonus manusia pekerja dan bonus manusia kreatif,” tambah Direktur Jenderal kekayaan Intelektual, namun dari bonus tersebut diharapkan dapat mrmbuat suatu kreatifitas yang berdaya guna dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Senada dengan Ahmad M. Ramli, Ari Juliano Gema menyatakan kalau kita memerlukan dan harus mencari sumber-sumber ekonomi baru dengan ditambhakan suatu kreatifitas maka akan memiliki nilai yang tinggi dibandingkan jika hanya melakukan pengolahan saja, misalnya seorang berdagang pisang goreng mempunyai nilai ekonomi lebih yang biasa saja dan mudah memiliki saingan dibandingkan apabila ditambahkan suatu kreasi Kekayaan Intelektual yang salah satunya adalah dengan memberikan kemasan pada pisang goreng tersebut dan terlebih apabila diberikan suatu merek, maka harga pisang 1 (satu) tandan dapat memiliki besaran harga yang sama jika dibandingkan dengan 1 (satu) pisang yang telah diberikan kreasi dan/atau merek. Pada kesempatan lain, H. Subrata M. H., menyatakan kita tidak boleh menyerah untuk membuat suatu kreasi baru dengan memberikan contoh yaitu dalam produksi drama keluarga Losmen di TVRI dapat menelan biaya hingga lebih dari Rp. 30.000.000,-/ episodenya yang akhirnya dapat tertandingi dengan film animasi Doraemon yang hanya menelan biaya Rp. 800.000<-/ episodenya, sehingga akan banyak stockpenanyangan Doraemon dibandingkan dengan drama keluarga Losmen.
Suasana Convention Hall Univeritas Muhammadyah Cirebon cukup meriah dan megah dengan adanya tarian adat Jawa Barat dalam menyambut kehadiran rombongan para narasumber. Turut hadir dalam rombongan Direktur Kerjasama dan Pemberdayan Kekayaan Intelektual, Parlagutan Lubis dan perwakilan atau JICA Expert on enhancement of IPR Protection and Enforcement untuk Indonesia, Mr. NAGAHASHI Yoshihiro. (Humas DJKI).http://blog.dgip.go.id/ekonomi-kreatif-sebagai-modal-dan-jati-diri-bangsa-indonesia/
 
Copyright © 2016. Berita Hak Cipta, Merek, Paten & Desain Industri.
Design by Herdiansyah Hamzah
Creative Commons License