Risers Belajar Membatik Trusmi

February 22, 2017


Risers Belajar Membatik TrusmiFoto: Dadan Kuswaraharja
ipnews.acaciapat.com - Di daerah ini memang terkonsentrasi dengan para pengusaha batik dengan berbagai merek.

Untuk memahami cara pembuatan batik, risers berkunjung ke Sanggar Batik Katura di Jalan Trusmi, Plered, Cirebon.

Mereka ditemui langsung oleh pengusaha sekaligus pelestaribbatik Katura. Bersama anak perempuannya dengan telaten mengajari para risers cara membatik dengan malam atau lilin yang panas. "Aw panas juga ya," ujar seorang risers.

Mereka berusaha menggambar motif awan di kain batik yang sudah disediakan dengan logo Datsun. Setelah selesai, kain itu kemudian dicelupkan ke pewarna.
Risers Belajar Membatik TrusmiFoto: Dadan Kuswaraharja
Katura sudah membatik sekitar 43 tahun atau dari 1974. Dia sudah membantu orang tuanya semenjak umur 11 tahun. Hingga akhirnya pada 1974 membuka usaha batik sendiri yang sudah diakui oleh pemerintah Indonesia. 

Menurut dia, batik perlu dilestarikan karena sudah menjadi warisan budaya oleh Unesco. Soal warisan budaya ini pernah menjadi polemik karena Malaysia juga turut mendaftarkan batik sebagai warisan budaya. Katura puj menceritakan bagaimana akhirnya Unesco memilih Indonesia sebagai asal usul batik.

Risers Belajar Membatik TrusmiFoto: Dadan Kuswaraharja
"Unesco mengirimkan tim ke Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia kita dipanggil, dari mana belajar membatik, dari orang tua, orang tuanya kemudian ditanya dari mana belajar batik, dari orang tuanya begitu seterusnya sampai 8 generasi yang sudah tidak bisa ditemui lagi. Saat di Malaysia, tim Unesco bertanya dari mana belajar membatik, katanya dari Jawa, jadi betul batik asalnya dari sini," ujarnya.

Kepada detikOto, Katura mengatakan ada dua motif batik yang ditekuninya yakni motif keratonan dan pesisiran. Mega mendung merupakan motif yang paling disukai karena merupakan warisan budaya Cirebon yang khas. Dia sendiri sudah mendaftarkan hak paten untuk desainnya sendiri, tapi menurut dia, hal itu tidak penting, dia tidak mempermasalahkan soal paten karena menurut dia yang penting soal batik adalah bisa diwariskan ke generasi mendatang.

"Suratnya di Jakarta sudah jadi tapi belum saya ambil. Tapi ya batik itu kan buat warisan anak cucu," ujarnya sambil tersenyum. Sumber: Detik.com
 
Copyright © 2016. Berita Hak Cipta, Merek, Paten & Desain Industri.
Design by Herdiansyah Hamzah
Creative Commons License